BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi pada saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang mengiginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus di upayakan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi di bidang transmisi pada saat ini yang berkembang salain fiber optic ialah penggunaan perangkat wireless LAN. Perangkat wireless LAN ini memungkinkan adanya hubungan para pengguna informasi walaupun pada saat kondisi mobile (bergerak), sehingga memberikan kemudahan pada para pengguna informasi dalam melakukan aktivitasnya.
Istilah jaringan nirkabel yang umum didengar pada saat ini adalah Wireless LAN. Wireless LAN adalah teknologi jaringan yang tidak menggunakan perangkat kabel sebagai media pengantar data yang umum dijumpai di dalam sebuah jaringan komputer dewasa ini. Teknologi ini sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, memanfaatkan gelombang radio untuk melakukan interaksi atau komunikasi antar unit komputer.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain :
§ Mempersiapkan mahasiswa agar terbiasa membuat tulisan ilmiah ;
§ Persiapan untuk menulis PA / TA ;
§ Mahasiswa dapat merangkum/ menganalisa/ membandingkan dan menuliskannya kembali dalam bahasa ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan tulisannya tersebut ;
§ Menambah pengetahuan tentang sistem jaringan komputer khususnya WLAN.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah WLAN
Wireless adalah teknologi jaringan tanpa kabel. Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN (Wireless Local Area Network) dengan teknologi IR (Infra Red). Perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN RF(Radio Frequency). Kedua perusahaan hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena mereka tidak memenuhi standar IEEE 802-1 Mbps LAN maka produk itu tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communications Commission (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific dan Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN komersial memasuki tahapan serius. Kemudian pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spektrum tersebar pada pita ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate (kecepatan data) lebih dari 1 Mbps.
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) membuat spesifikasi atau standar WLAN pertama adalah kode 802,11. Peralatan yang sesuai standar 802,11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.
Pada bulan Juli 1999, IEEE mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data yang dapat mencapai maksimum adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer datanya sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802,3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah potensi gangguan dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi yang sama.
Hampir pada waktu yang sama, muncul spesifikasi IEEE 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data maksimum hingga 54Mbps. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.
Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi kode 802.11g yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data teoritis hingga 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling komunikasi. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan jaringan kartu 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.
Pada tahun 2006, teknologi 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b dan 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) yang merupakan teknologi terbaru Wi-Fi. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Imbuhan "Pre-" menyatakan "Prestandard versi 802.11n". MIMO menawarkan peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan meningkatkan jumlah klien yang tersambung. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga pengguna dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yg ada di setiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.
2.2 Komponen WLAN
Beberapa komponen dari WLAN yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Access Point (AP)
Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan data disebut dengan Access Point dan terhubung dengan jaringan LAN melalui kabel. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio.
Satu AP dapat melayani sampai dengan 30 user. Karena dengan semakin banyaknya user yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang. Ini beberapa contoh produk AP dari beberapa vendor.
Gambar 4: Access Point dari produk Linksys, Symaster, Dlink
b. Extension Point
Untuk mengatasi berbagai masalah khusus dalam topologi jaringan, designer dapat menambahkan extension point untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek di lapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.
Gambar 5: Jaringan menggunakan Extension Point
c. Antena
Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN, yaitu:
v Antena omnidirectional
Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi.
Gambar 6: Jangkauan area Antena omnidirectional
v Antena directional
Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu. Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung atau untuk daerah yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong yang panjang.
Gambar 7: jangkauan antena directional
d. Wireless LAN Card
WLAN Card dapat berupa PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association), ISA Card, USB Card atau Ethernet Card. PCMCIA digunakan untuk notebook, sedangkan yang lainnya digunakan pada komputer desktop. WLAN Card ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara ke AP. Khusus notebook yang keluaran terbaru maka WLAN Cardnya sudah menyatu didalamnya. Sehingga tidak keliatan dari luar.
Gambar 8: Wireless LAN Card
2.3 Media Transmisi WLAN
Ada 2 media transmisi yang digunakan oleh jaringan lokal tanpa kabel ini, yaitu sebagai berikut.
a. Radio Frequency ( RF)
Penggunaan RF tidak asing lagi bagi kita, contoh penggunaannya adalah pada stasiun radio, stasiun TV, telepon cordless dan lain-lain. RF selalu dihadapkan oleh masalah spektrum yang terbatas, sehingga harus dipertimbangkan cara memanfaatkan spektrum secara efisien. WLAN menggunakan RF sebagai media transmisi karena jangkauannya jauh, dapat menembus tembok, mendukung mobilitas yang tinggi, meng-cover daerah jauh lebih baik dari IR dan dapat digunakan di luar ruangan. WLAN ini menggunakan pita ISM (Tabel 2) dan memanfaatkan teknik spread spectrum (DS atau FH).
· DS adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi secara langsung dengan kode-kode tertentu (deretan kode Pseudonoise/PN dengan satuan chip).
· FH adalah teknik yang memodulasi sinyal informasi dengan frekuensi yang loncat-loncat (tidak konstan). Frekuensi yang berubah-ubah ini dipilih oleh kode-kode tertentu (PN)
Tabel 1. Pita ISM.
WLAN dengan RF memiki beberapa topologi sebagai berikut.
Ø Tersentralisasi
Nama lainnya adalah star network atau hub based. Topologi ini terdiri dari server (c) dan beberapa terminal pengguna, di mana komunikasi antara terminal harus melalui server terlebih dahulu. Keunggulannya adalah daerah cakupan luas, transmisi relatif efisien dan desain terminal pengguna cukup sederhana karena kerumitan ada pada server. Kelemahannya adalah delay-nya besar dan jika server rusak maka jaringan tidak dapat bekerja.
Gambar 1: Topologi Bintang pada WLAN
Ø Terdistribusi
Dapat disebut peer to peer, di mana semua terminal dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa memerlukan pengontrol (servers). Di sini, server diperlukan untuk mengoneksi WLAN ke LAN lain. Topologi ini dapat mendukung operasi mobile dan merupakan solusi ideal untuk jaringan ad hoc. Keunggulannya jika salah satu terminal rusak maka jaringan tetap berfungsi, delay-nya kecil dan kompleksitas perencanaan cukup minim. Kelemahannya adalah tidak memiliki unit pengontrol jaringan (kontrol daya, akses dan timing).
Gambar 2: Topologi peer to peer
Ø Jaringan selular
Jaringan ini cocok untuk melayani daerah dengan cakupan luas dan operasi mobile. Jaringan ini memanfaatkan konsep microcell, teknik frequency reuse dan teknik handover. Keunggulannya adalah dapat menggabungkan keunggulan dan menghapus kelemahan dari ke dua topologi di atas. Kelemahannya adalah memiliki kompleksitas perencanaan yang tinggi.
Gambar 3: Topologi jaringan seluler
b. Infrared (IR)
Infrared banyak digunakan pada komunikasi jarak dekat, contoh paling umum pemakaian IR adalah remote control (untuk televisi). Gelombang IR mudah dibuat, harganya murah, lebih bersifat directional, tidak dapat menembus tembok atau benda gelap, memiliki fluktuasi daya tinggi dan dapat diinterferensi oleh cahaya matahari.
Pengirim dan penerima IR menggunakan Light Emitting Diode (LED) dan Photo Sensitive Diode (PSD). WLAN menggunakan IR sebagai media transmisi karena IR dapat menawarkan data rate tinggi (100-an Mbps), konsumsi dayanya kecil dan harganya murah.
WLAN dengan IR memiliki tiga macam teknik, yaitu:
Diffused IR (DFIR)
Teknik ini memanfaatkan komunikasi melalui pantulan. Keunggulannya adalah tidak memerlukan Line Of Sight (LOS) antara pengirim dan penerima dan menciptakan portabelitas terminal. Kelemahannya adalah membutuhkan daya yang tinggi, data rate dibatasi oleh multipath, berbahaya untuk mata telanjang dan resiko interferensi pada keadaan simultan adalah tinggi.
Directed Beam IR (DBIR)
Teknik ini menggunakan prinsip LOS, sehingga arah radiasinya harus diatur. Keunggulannya adalah konsumsi daya rendah, data rate tinggi dan tidak ada multipath. Kelemahannya adalah terminalnya harus fixed dan komunikasinya harus LOS.
Quasi Diffused IR (QDIR)
Setiap terminal berkomunikasi dengan pemantul, sehingga pola radiasi harus terarah. QDIR terletak antara DFIR dan DBIR (konsumsi daya lebih kecil dari DFIR dan jangkaunnya lebih jauh dari DBIR).
2.4 Konfigurasi WLAN
Secara umum terdapat 2 jenis konfigurasi untuk jaringan berbasis WLAN, yaitu:
a. Berbasis Ad-hoc
Pada jaringan ini, komunikasi antara satu perangkat komputer satu dengan yang lain dilakukan secara spontan/ langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari Access Point dapat di terima dengan baik oleh perangkat-perangkat komputer di dalam jaringan ini.
Gambar 9:Jaringan berbasis WLAN Ad-Hoc
b. Berbasis Infrastruktur
Pada jaringan ini, satu atau lebih Access Point (APs) menghubungkan jaringan WLAN melalui jaringan berbasis kabel. Jadi pada jenis jaringan ini, untuk melayani perangkat komputer di dalam jaringannya, maka Access Point memerlukan koneksi ke jaringan berbasis kabel terlebih dahulu.
Gambar 10: Jaringan Berbasis WLAN Infrastruktur
2.5 Standarisasi WLAN
Ada dua standar Wireless LAN, yaitu sebagai berikut.
a. 802.11 standar indoor yang terdiri dari :
ü 802.11 2,4GHz - 2Mbps
ü 802.11a 5GHz - 54Mbps
ü 802.11a 2X 5GHz - 108Mbps
ü 802.11b 2,4GHz - 11Mbps
ü 802.11g 2,4GHz - 54Mbps
ü 802.11n 2,4GHz - 120Mbps
b. 802.16 standar outdoor. Salah satunya adalah WiMAX yang sedang ditunggu-tunggu.
Agar lebih jelas perbedaan dari masing-masing standar, bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Standarisasi WLAN
2.6 Hotspot
HotSpot adalah penggunaan WLAN di dalam ruangan (indoor). HotSpot pada satu daerah biasanya dilayani oleh satu Access Point Wireless LAN standar 802.11a/b/g, dimana pengguna (user) dapat masuk ke dalam Access Point secara bebas dan mudah bergerak dengan menggunakan perangkat sejenis notebook, PDA atau sejenisnya.
Gambar 11: Hotspot di coffee shop
Gambar 12: Hotspot di pusat perbelanjaan
2.7 WiFi
WiFi merupakan istilah yang diberikan untuk sistem wireless LAN yang menggunakan standar 802.11 yang ada saat ini. Istilah WiFi diciptakan oleh sebuah organisasi bernama WiFi alliance yang bekerja menguji dan memberikan sertifikasi untuk perangkat-perangkat WLAN. Perangkat wireless diuji berdasarkan interoperabilitasnya dengan perangkat-perangkat wireless lain yang menggunakan standar yang sama. Setelah diuji dan lulus, sebuah perangkat akan diberi sertifikasi “WiFi certified”. Artinya perangkat ini bisa bekerja dengan baik dengan perangkat-perangkat wireless lain yang juga bersertifikasi ini.
Pada awalnya, sertifikasi WiFi hanya diberikan pada perangkat wireless yang bekerja pada standar 802.11b. Namun, saat ini standar ini juga diberikan pada semua perangkat yang menggunakan standar 802.11. Sertifikasi WiFi sudah dianggap sebagai sertifikasi standar untuk perangkat wireless yang ada saat ini. WiFi sudah banyak digunakan di berbagai sektor seperti bisnis, akademis, perumahan, dan banyak lagi.
Gambar 13: Perusahaan yang tergabung dalam sertifikasi WiFi
2.8 Organisasi WLAN
Setiap perangkat keras yang berhubungan dengan komputer dan teknologi selalu mengacu pada suatu standar. Begitu juga dengan wireless LAN. Beberapa organisasi yang telah menetapkan standard wireless LAN antara lain:
1. Federal Communication Commission (FCC)
FCC merupakan sebuah agen pada pemerintahan Amerika Serikat yang didirikan oleh Communication ACT pada tahun 1934 dan bertanggung jawab langsung kepada kongres. FCC mempunyai wewenang dalam pengaturan komunikasi antar negara bagian atau komunikasi internasional lewat radio, televisi dan media kabel. FCC mengeluarkan peraturan yang membatasi frekuensi yang digunakan untuk wireless LAN. FCC telah menetapkan tiga ISM (industrial, scentific, and medical) band bebas lisensi yaitu 902-928 MHz, 2,4-2,484 GHz, dan 5,725-5,85 GHz. hampir sebagian besar dari produk wireless LAN memakai band frekuensi ini. FCC juga menetapkan tiga band Unlicensed National Information Infrastructure( UNII ) setiap band terletak pada cakupan 5 GHz.
2. Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)
IEEE merupakan pembuat standar kunci untuk hampir semua hal yang berhubungan dengan teknologi informasi di Amerika Serikat. IEEE menciptakan standar dengan aturan yang dibuat FCC. IEEE telah menetapkan berbagai setandr teknologi seperti IEEE 802.3 untuk ethernet dan 802.11 untuk wireless LAN. Salah satu tugas IEEE adalah mengembangkan standar untuk wireless LAN dengan mengacu pada peraturan yang dikeluarkan FCC.
2.9 Kelebihan WLAN
Kelebihan atau keunggulan dari jaringan wireless LAN adalah sebagai berikut :
Mobilitas dan Produktivitas Tinggi, WLAN memungkinkan client untuk mengakses informasi secara realtime sepanjang masih dalam jangkauan WLAN, sehingga meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas. Pengguna bisa melakukan kerja dimanapun ia berada asal dilokasi tsb masuk dalam coverage area WLAN.
Kemudahan dan kecepatan instalasi, karena infrastrukturnya tidak memerlukan kabel maka instalasi sangat mudah dan cepat dilaksanakan, tanpa perlu menarik atau memasang kabel pada dinding atau lantai.
Fleksibel, dengan teknologi WLAN sangat memungkinkan untuk membangun jaringan pada area yang tidak mungkin atau sulit dijangkau oleh kabel, misalnya dikota-kota besar, ditempat yang tidak tersedia insfrastruktur kabel.
Menurunkan biaya kepemilikan, dengan satu access point sudah bisa mencakup seluruh area dan biaya pemeliharaannya murah (hanya mencakup stasiun sel bukan seperti pada jaringan kabel yang mencakup keseluruhan kabel)
2.10 Kelemahan WLAN
Kelemahan atau kekurangan dari jaringan wireless LAN adalah sebagai berikut :
Biaya peralatan mahal (kelemahan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan dan memproduksi teknologi komponen elektronika sehingga dapat menekan biaya jaringan),
Delay yang besar, adanya masalah propagasi radio seperti terhalang, terpantul dan banyak sumber interferensi (kelemahan ini dapat diatasi dengan teknik modulasi, teknik antena diversity, teknik spread spectrum dll),
Kapasitas jaringan menghadapi keterbatasan spektrum (pita frekuensi tidak dapat diperlebar tetapi dapat dimanfaatkan dengan efisien dengan bantuan bermacam-macam teknik seperti spread spectrum/DS-CDMA) dan keamanan data (kerahasiaan) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan teknik spread spectrum).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penggunaan teknologi jaringan berbasis wireless merupakan pilihan yang tepat saat ini. Hal ini disebabkan mulai bergesernya perilaku perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka. Dengan portabilitas dan kompatibiltas yang di tawarkan oleh teknologi wireless tentunya merupakan pilihan yang sangat menarik. Namun di balik itu harus di pertimbangkan juga teknologi wireless apa yang tepat untuk di terapkan di perusahaan sehingga dapat benar-benar membantu bisnis perusahaan tersebut. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan dari masing-masing standar wireless yang tersedia saat ini (802.11, 802.11a, 802.11b, 802.11g). Dilihat dari sisi keamanan, tentunya 802.11b sedikit lebih baik karena dapat menerapkan metode enkripsi dengan menggunakan protokol WEP di dalam jaringan tersebut. Kalau dilihat dari sisi tidak adanya gangguan/ noise tentunya teknologi 802.11a lebih unggul karena standar ini hanya menggunakan frekuensi 5 GHz dimana frekuensi ini tidak banyak digunakan oleh perangkat-perangkat berbasis wireless lainnya. Sehingga untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas , maka standar 802.11g muncul untuk menjembatani kelemahan pada standar 802.11a dan 802.11b.
Penggunaan teknologi jaringan berbasis wireless merupakan pilihan yang tepat saat ini. Hal ini disebabkan mulai bergesernya perilaku perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka. Dengan portabilitas dan kompatibiltas yang di tawarkan oleh teknologi wireless tentunya merupakan pilihan yang sangat menarik. Namun di balik itu harus di pertimbangkan juga teknologi wireless apa yang tepat untuk di terapkan di perusahaan sehingga dapat benar-benar membantu bisnis perusahaan tersebut. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan dari masing-masing standar wireless yang tersedia saat ini (802.11, 802.11a, 802.11b, 802.11g). Dilihat dari sisi keamanan, tentunya 802.11b sedikit lebih baik karena dapat menerapkan metode enkripsi dengan menggunakan protokol WEP di dalam jaringan tersebut. Kalau dilihat dari sisi tidak adanya gangguan/ noise tentunya teknologi 802.11a lebih unggul karena standar ini hanya menggunakan frekuensi 5 GHz dimana frekuensi ini tidak banyak digunakan oleh perangkat-perangkat berbasis wireless lainnya. Sehingga untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas , maka standar 802.11g muncul untuk menjembatani kelemahan pada standar 802.11a dan 802.11b.
3.2 Saran
Wireless LAN memang memiliki standarisasi yang beragam, termasuk juga fungsinya . Oleh karena itu , kita harus lebih cermat mengamati pada masing-masing standarisasi mengenai fungsi dan kegunaannya agar kreasi pun lebih bisa di explore .
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
/news/history-oof-wireles-lan/ (diakses pada tanggal 27 November 2010)
2. Ridwan, Khairul.2010.Komponen Wireless LAN. http://rulrid.wordpress.com
/2010/04/12/komponen-wireless-lan/ (diakses pada tanggal 27 November 2010)
blogspot.com/2010/02/setelah-saya-menulis-tentang-jaringan.html
(diakses pada tanggal 27 November 2010)
4. Azkia, Nurul.2010.Jenis Konfigurasi Jaringan WLAN. http://nurul-azkia.
blogspot.com/2010/01/jenis-konfigurasi-wireless-lan-wlan.html (diakses pada 29 November 2010)
5. Slamet. 2006. Setting Modem Speedy. http://slamkendal.multiply.com
/journal/item/1/Setting_Modem_Speedy (diakses pada 29 Novenber 2010)
6. Nurun. 2009. Outdoor & Indoor WLAN http://noerone4all.blogspot.
com/2009/10/outdoor-indoor-wlan.html (diakses pada tanggal 29 November 2010)
7. _________. 2010. Serba Serbi Wireless (2). http://eksplore.com/serba-serbi-wireless-bag-2__20070608_.html (diakses pada tanggal 29 November 2010)
8. _________.2010. Aplikasi Wireless LAN . http://www.linkpdf.com/download/2-dl/aplikasi-wireless-lan-.pdf (diakses pada tanggal 29 November 2010)
9. Aji. 2009. Makalah Instalasi Jaringan Wireless LAN (Hotspot Area) Sebagai Sarana Komersil. http://community.gunadarma.ac.id/user/blogs/view/
name_aji_b-boy/id_8232/title_makalah-instalasi-jaringan-wireless-lan-hotspot/ (diakses pada tanggal 29 November 2010)
10. _________. 2009. Kelebihan dan Kekurangn WLAN . http://cyberjackass.wordpress.com/2009/04/19/kelebihan-dan-kekurangan-wlan/ (diakses pada tanggal 29 November 2010)
0 comments:
Post a Comment